Sabtu, 30 April 2011

Renunganku




Ketika semua telah dirasakan telah cukup, maka berhati-hatilah pada keinginan-keinginan yang membuat hati jauh terlena, fikiran dan waktu akan disita, dan semua kan terasa terus kurang... dan kurang... ohh... colibri nikmatnya menjadi dirimu, indah tubuhmu... ajari aku terbang, aku tak ingin menjadi bodoh demi sehelai sayap nyamuk.


Keutamaan dalam hidup adalah bila diberi rezeki selalu bersyukur, bila diberi cobaan hadapi dengan kesabaran dan kebahagiaan untuk keselamatan terletak pada dari mana harta didapatkan dan kemana dibelanjakan. Malu akan menyelamatkanmu, taqwa pastilah memuliakanmu.


Ada satu kekuatan besar selain sabar sehingga diri selalu bangkit penuh semangat, ia adalah pemantik kekuatan untuk semua rasa cinta pada kebaikan, dengannya segala sesuatu terus hidup hingga menjadi mimpi-mimpi indah, catatan atau rencana. Dialah yang bernama Harapan...


Alhamdulillaah... yaa Allah... purnama itu mau berbincang panjang, biarlah melalui hatinya saja. Tiada yang salah, selama akal sehat masih berpacu pada tanggung jawab, dan doa mampu membeli seisi jagat.


Semua yang dalam keselamatan adalah kesenangan, namun tidak semua kesenangan dalam keselamatan.


Menyebrang pulau dengan perahu,
Jangan lupa kayuh dayungnya,
Bila engkau hendak berguru,
Jangan lupa hendak kemana.


Saat seorang alim menghadapi sakaratul maut, ia rasanya ingin menyedekahkan lagi hartanya yang hanya beberapa pakaian dan kitab-kitabnya. Seorang hartawan yang bakhil ketika sakaratul maut, matanya terbelalak, susah payah dikumpulkannya kekayaan namun tak bisa membeli usia walau hanya sedetik saja.


Perubahan peradaban lebih panjang dari usia, urusan perut dan di bawah perut membuat orang lupa pada usia dan manfaatnya.


Allah menciptakan bunga, agar wanginya khusus untuk kita, semerbaknya telah kau taburkan di kepalamu... keharuman itu masih terasa, maka jagalah... sebab Malaikat pun telah jatuh hati padamu.


Bila saudara telah paham hakekat nafsu pada lawan jenis, maka ia akan menjadi rahmat, dengan ungkapan yang jantan dan to the point, "Menikahlah denganku"
Peringatan : Nafsu dapat merugikan kesehatan bahkan penyakit edan bisa datang, bukan saja mengganggu kehamilan dan janin, nafsu juga membuat noda pada perjalanan hidup para gadis.


Bila jalan pintas bisa dengan mudah, boleh dengan riang datanglah menuju... saat semua terlelap dan usia terus menanjak... mereka telah mabuk membeli dosa, hura-hura, keangkuhan, egoisme, ataukah ilmu duniawi telah menjebak ambisi karier... arah itu semestinya mudah namun menjadi buntu, futur yang dipelihara menikam wara' seterusnya bencana menjadi biasa.


Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, saat kalian makan enak, tidak jauh dari istana dan rumah masih banyak yang kelaparan, anak-anak, orang-orang terlantar, si cacat yg mencari nafkah..., setelah doa yang utama adalah bantuan dan segera basmi orang-orang culas dan curang!


Tidak semua bisa dibeli, jadi katakan padaku apa yang anda sombongkan? Apakah semua yang kau kumpulkan dengan susah payah hingga mengorbankan banyak waktu dengan Sang Pencipta.., akan kau bawa? Ooh... semoga keangkuhan tidak akan pernah menjadi selimutku, sedikit ilmu yg kumiliki untuk harapan pandangan kasih sayangNya.


Lagi-lagi cinta sengaja kuselipkan pada rangka layanganmu, biar terbang tinggi ulur talinya, kalau menukik jatuh... lelah terbangkannya lagi, bila putus melayang jauh ke hutan, monyet akan mengambilkannya namun tiada cinta. Dimana? Kemana cinta yang telah kuselipkan pada rangka layanganmu...? Oh... ternyata sudah kau telan juga.


Ketika dirimu tersenyum padaku, terkadang terlihat jelas tersipu malu, polos dalam kejujuran yang aku suka, sederhana yang kudamba, tidak memaksa dan apa adanya, tulus membantu lagi jauh dari glamournya tawaran hidup.., engkau memang berbeda, maka tidak berlebihan bila aku menjadi pencintamu karena kau makin mengerti akan cinta dan kasihNya.


Anak-anak negeri terlunta-lunta
Seperti tidak punya negara
Untuk apa menteri dan pejabat negara
Selalu saja harus dengan demo atau angkat senjata
Hingga mereka berak di celana


Setelah rinai hujan tadi, pertemuan ini sederhana sewajarnya saja, yang istimewa adalah senyummu... walau sekilas terlihat ikhlas.


Nenek yang memulung itu tidak pernah merasa berhutang, anak muda yang mengamen di bus tadi tidak paham apa itu cash flow, pasar saham dan orang cacat yang dengan semangat berjualan koran tidak kenal apa itu presidensial serta berapa dan siapa saja menteri yang sehat jasmani juga rohani. Nenek, anak muda dan orang cacat, mereka bisa saja ingin jadi pejabat dan juga bisa lebih baik.



Bila dirimu bisa menjadi lebah, itu jauh lebih baik untuk leluasa menjelajah, walau dengan sengatan yang terbatas, lebah lebih punya nyali dan menyukai kerjasama, tarian mereka pun adalah seni tiada ternilai.


Bila telah menatapnya, sedikit demi sedikit mulai kenal siapa dia..., kemudian ada mimpi dan terkadang teringat wajahnya, itu masih wajar dan biasa-biasa saja dalam diri setiap insan manusia, sekedar sebatas suka dan senang dengannya. Semua hal itu belumlah termasuk dalam cinta yang sesungguhnya, sebab cinta lahir setelah diuji.


Tiada terasa waktu memburu, Ramadhan telah di ambang pintu, Bila masih nafas membantu, Tunaikan niat amal selalu.



Bicaralah dengan ilmu, menempuhlah pakai peta, ukurlah pada malu, tidurlah penuh cinta.


Setelah nikmat wudhu, haraplah seulas cinta, biar lelap tidurmu, wangilah dzikir angkasa.


Semua
akan berakhir... burung-burung kan terbang jauh... nyiur makin tua dan
jatuh... ombak selalu kembali... namun dirimu, tetaplah demikian adanya.


Hidup bukan sekedar kata, pergi baik jelas tujuan, tiada kata seindah doa, setelah doa tetaplah berjalan.


duhai jiwa yg rapuh...terbanglah ke bintang...ucapkan salam agar bulan pun dengar.. kuingin ia tahu, ku dilanda sendu...


Saat semua maghrib dikumpulkan, untuk melengkapi rombongan Dzuhur dan Ashar, mereka akan tafakur bersama agar subuh bisa hadir, niscaya mereka akan menolong kita untuk mendapatkan kunci.


Pandai pandailah menanam padi, walau rumput tumbuh mengganggu, jangan biarkan sedih menanti, sebab waktu terus memburu.


Bila semua ampunan telah habis kita
lahap, maka masih adakah malu kita untuk meminta ampunan lagi?


Kau memang berpura-pura polos dan lugu. Sedemikian rapi kau olah sandiwara kelihaiannmu dlm bersembunyi, terus dan slalu saja kau bermain, entah apa yang kau cari. Hingga malam telah larut, kau ajak aku
bercanda dengan suaramu yang khas, dan tubuhmu yang semakin
dewasa. Banyak orang-orang yang mengejarmu bila kau makin
besar, mereka akan melemparmu dengan batu atau dengan apa saja...
dasar tikus! Kau makin besar dan mulai mengalahkan kucing!


Saat semua orang menjadi gila, biarlah kita berpura-pura gila, menciumi rembulan yg sedemikian halus terang sinarnya, aku pun tak akan meminta kembali bintang-bintang yang telah kau sulam, hingga semua warna pagi menjadi benang untuk pakaian kita yg nilainya tiada terhingga...


Bila tidak ingin jadi bangkai, belajarlah tentang langit


Melihatmu terasa cukup, selebihnya biarlah cita-cita... sebab harapan yang suci adalah ketulusan gerak semangat, tak dapat direguk pun akan menjadi senyum saat kiamat, selama kita baik-baik saja.


Diam-diam mengumpulkan apa yang memang layak. Saat melesat terbang, biarlah berhamburan dari langit... menjadi rinai hujan untuk hutan yang terbakar, satwa masih ingin riang, kumbang dan kupu terbang kian kemari...


InsyaAllah semua kan baik-baik saja, relakanlah dia pergi, sampai musim berganti... dan masih terasa sulit melupakannya... semua terserah padamu... selama masih baik-baik saja, menunggunya hingga senja, atau segera membuka jendela... untuk pagimu yang lebih baik lagi.


Saya tetap yakin batu-batu itu akan tetap berbicara, menerjang timah besi dan baja. Cuaca telah sering mampu mengalahkan canggihnya teknologi, dan gelisah mendadak menerkam gelimpangan sanubari. Rakusnya pembangunan bisa dengan sengaja menyulut api jelata. Ohh tajamnya lidah bisa menghanguskan mobil-mobil, kantor & pabrik galangan kapal hitam jelaga.


Bila saudara mengharapkan seseorang yang sempurna, sesuai keinginan hasrat dan cita, tuk mengarungi hidup bersama. Niscaya tidak akan pernah ada orang seperti itu, yang ada hanyalah saling memahami, menghargai, memuji, membela dan saling menutupi kekurangan, sebab saudara telah mencintainya.


By. M.Danial Bangu

2010 - 2011

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Betapa indahnya Alam dan segala isinya yang penuh daya guna... foto adalah perwakilan dari sejarah, dari masa ke masa...

Followers