Tumbilotohe
Foto, by: http://yogaparta.wordpress.com/2008/11/19/tumbilotohe-instalasi-lampu-dari-gorontalo/
Ada rasa kangen pada kampung halaman, alhamdulillaah... puasa terus berjalan tanpa hambatan walau pernah sakit pada ramadhan ini. Teringat tradisi semarak malam pasang/menyalakan lampu yang hanya ada di Gorontalo. Malam pasang lampu atau yang lebih dikenal dengan Tumbilotohe, tumbi artinya pasang atau menyalakan dan lo sebuah kata sambung untuk melakukan sesuatu, tohe artinya lampu. Sejarahnya dari orang-orang tua, dari kakek yang telah wafat, tumbilotohe yang adanya 3 hari menjelang kebahagiaan kemenangan Idul Fitri, asal muasalnya adalah sebuah tradisi untuk menerangi jalan-jalan yang menuju ke Masjid, agar masyarakat yang hendak membayar zakat fitrah maupun zakat maal bisa semakin mudah menuju Masjid dengan hati yang juga bercahaya.
Dahulu lampu-lampu dalam semarak tumbilotohe Gorontalo, hanya menggunakan bahan bakar minyak tanah dan adapula dengan menggunakan minyak kelapa. Seiring berjalannya waktu sehingga manusia makin mempercanggih apa yang telah menjadi karya Thomas Alfa Edison, kini lampu-lampu tumbilotohe sudah berwarna warni dengan menggunakan listrik, ditambah banyak sudah sentuhan dari etnis China mualaf dengan lampion yang semakin membuat Gorontalo seperti Hongkong untuk 3 malam.
Tumbolotohe yang merupakan tradisi turun temurun, sudah beberapa periode dijadikan ajang lomba oleh pemerintah setempat. Orang-orang Gorontalo yang tersebar hampir di seluruh Indonesia dan termasuk yang tengah berada di luar negeri, akan selalu mengingat semarak tumbilotohe ini dan terasa rindu pada suasananya, keramaian penuh silaturahim dari senyum dan tawa jelang hari kemenangan, seraya berdoa semoga Ramadhan yang akan datang masih ada waktu untuk menggelar sajadah di Masjid, sholat jamaah, dzikir dan berdoa dalam nikmat puasa. (mdb)
Bulan
(Bulan dari bumi Gorontalo kufoto pada bulan Juli 2010)
Bulan...
Bulaaaaan...
Bulan oh bulaaaan...
Cahaayamuu...
Berseri...
Indah...
Sekalii...
Bintang-bintang...
Sahabatmu...
Bertebaran...
Menemanimu...
Bulan...
Bulaaan...
Bulan... oh bulaan...
Reff
Oh Tuhan...
Indah nian...
Ciptaanmu tiada tandingan
Kami bersyukur...
Kami bahagia...
Lagu Paduan Suara dan Qasidah untuk anak-anak, karya & aransemen mdb 2002).
Perjalanan Sunyi
Sesekali tempuhlah dalam diam lisanmu
Biarlah segala puji-pujian...
bertaburan menelusup kalbumu
Pasrahkan...
Dia jualah yang memiliki
Setelah semua jenuh yang kau tempuh
Entah klimaks luka atau suka
Tegar atau binasa
Senyum ataukah tawa
Pasrahkanlah...
dan akan selalu perlu
pada tiap perjalananmu...
nikmat sunyi
Hingga masa sunyi datang
engkau telah terbiasa
mdb
Jakarta, 1431 Hijriah
Provinsi yang Special
Mengapa Special?
Karena kata special dan kata-kata indah lainnya pantas bagi Gorontalo, yang sejarahnya tergolong unik dan koprol. Cerita dari para orang-orang tua dahulu, bila Indonesia mengalami penjajahan selama berabad-abad dari Portugis, Belanda dan Jepang, maka Gorontalo tidak selama itu, sebab bumi Gorontalo banyak melahirkan orang-orang sakti seperti Pahlawan Nasional Nani Wartabone, si Panipi yang bisa terbang, hingga si butahe yang kebal peluru (hehe... kalo butahe kasus pembunuhan yang hidup dizaman reformasi), dan terdapat para Wali ataupun para Aulia penyebar agama Islam.
Penjajah Belanda tidak betah hidup di Gorontalo karena sering mendapat serangan dari jarak jauh melalui kesaktian ataupun serangan bertubi-tubi yang dilancarkan para pejuang dengan persenjataan alakadarnya hingga Belanda lari terbirit-birit menuju Bunaken atau Manado tua.
Sebenarnya modus operandi Belanda tidak beda dengan apa yang terjadi di pulau Jawa, yakni topeng perdagangan. Namun lama kelamaan Belanda di bumi Gorontalo semakin edan dan menginjak, maka tanpa menunggu waktu lama semangat patriotisme rakyat Gorontalo ibarat bom atom yang jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, meledak seantero Gorontalo hingga pasukan penjajah kocar kacir. Belanda banyak meninggalkan persenjataan, barang dan bangunan bersejarah lainnya yang gak sempat lagi dibawa pulang.
Gorontalo itu special, tidak lengkap kiranya bila belum datang melihat benteng Orange di Kwandang, menaiki tangga-tangga menuju benteng Otanaha di atas bukit perbatasan antara Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo, tidak jauh dari lokasi benteng kita bisa mampir ke tempat persinggahan almarhum Bung Karno yang pernah melihat langsung indahnya danau Limboto kala itu.
Gorontalo Special, di tempat inilah presiden Namibia juga pernah datang berkunjung. Orang-orang yang datang ke Gorontalo akan terpesona dengan Bandara Djalaludin yang kejauhan terlihat telah dipeluk kebun-kebun kelapa dengan nyiurnya yang melambai-lambai serta ladang-ladang jagung, seorang turis pernah mengatakan, "A green airport."
Jadi baru tahu yaa... kalau Gorontalo itu memang special, Hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang dihuni berbagai macam species hewan langka dan aneka flora menghampar, hutan ini pun merupakan penyumbang oksigen untuk dunia. Tidak jauh dari hutan, terdapat air terjun dengan sungainya yang indah berkelok dan berenanglah pemandian air hangat alami Lombongo bila anda telah kedinginan mandi di sungai.
Ada cara lain bila ingin melihat sebagian Gorontalo dari ketinggian, yakni dengan menaiki menara keagungan yang ada di Limboto. Bila ke arah telaga, sempatkanlah melihat-lihat industri rakyat kecil di kecamatan Telaga berupa seni kain karawang dan upia karanji yang sering dipakai Gus Dur, Presiden yang humoris yang juga pernah mengunjungi Gorontalo.
Masih ada yang special ke arah Paguyaman menuju hutan Nantu mari kita melihat bule, haa?! bule? yaa ingin melihat bule (jangan ngeres otak dong) bule itu namanya Clayton aslinya sih katanya orang Inggris, peneliti special hutan Nantu yang juga masih perawan, maksud saya hutan Nantu.
Hutan Nantu termasuk hutan yang juga banyak menyumbang oksigen bagi bumi ini, mana lagi terdapat babi rusa, bukan babi dan rusa, tapi hewan langka dan unik yakni setengah babi setengahnya rusa, nah! Kalo disate halal gak yee...
Terkini dizaman reformasi adalah, kantor pemerintahan Provinsi Gorontalo special adanya di atas bukit, jadi bila mahasiswa mau demo ke DPRD Provinsi atau ke Gubernur hitungan ongkos dan tenaganya harus difikirkan dengan matang, tidak seperti provinsi lain, kantor pemerintahan Provinsi Gorontalo special dijamin bebas banjir juga.
Masih banyak yang special yang belum penulis ceritakan, yang pasti bila mau pulang, di kota Gorontalo atau di Bandara Djalaludin sudah ada oleh-oleh pia Gorontalo, kain karawang dll, buat sanak keluarga yang telah menunggu, dan jangan pernah pulang membawa anoa, maleo atau babi rusa, bukan persoalan anda ditangkap karena membawa hewan langka dan juga bukan persoalan kru pesawat tidak mengizinkan, tapi cobalah bertanya pada hewan-hewan itu, dan mereka dengan jujur akan berkata, "We just want to be in Gorontalo," hehe... kapan-kapan jumpa lagi... (mdb).
Bila cinta terlewatlah makan
Cinta juga melupakan haus
Karena cinta tumbuh tanaman
Dengan cinta tak akan tandus
(mdb)
Kondisi Danau Limboto
Pulang
Pelan... semua akan berubah
Bila sadar segera kumpulkan
Raih untung
jangan terhenyak
Tak ingin sesal... rintih oohh pilu
Pelan... rapuh dan renta
Selalu basahi
agar tak rugi
Pedih semua rasa
ampun jasad binasa
Cepatnya lena menikam jiwa
Laju... hilanglah masa
Bergegas mimpi
Berkemas lalui sejumput nikmat
rangkailah sebelum pulang
M.Danial Bangu (May 2010)
Sebelum Semua Berakhir Buruk
Sebelum semua berakhir buruk, penyakit harus segera disembuhkan. Walaupun pujangga Ronggowarsito mengatakan, Kalau tidak ikut edan atau gila, maka tidak akan kebagian. Namun bukankah ini zaman modern, dan penyakit gila dapat disembuhkan.
Negeri ini banyak menyimpan catatan kelam dari tumpulnya tindakan hukum bagi kalangan elit hingga carut marut kepentingan yang saling tarik menarik. Ibarat tarik tambang ‘rombongan’ yang kuat itulah pemenang. Rakyat kebanyakan bagaikan penonton yang dibuat bingung, bukannya mendapat suri teladan yang patut digugu dan ditiru, atau sikap legowo yang mampu menetralkan hiruk pikuk persoalan hukum yang memang sudah merembet pada jalur politik praktis, rakyat malah diajari kebohongan, kepalsuan tingkat tinggi, yang hanya menambah sikap antipati terhadap pemerintah secara keseluruhan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Apa yang terjadi saat ini, mengenai persoalan Bibit, Chandra dan kepolisian, kejaksaan serta semua pihak yang terkait lainnya, hakikatnya adalah buah busuk dari kemalangan masa lalu yang telah terbiasa dan terbentuk lalu berurat akar dengan istilah yang sudah fenomenal yakni Lingkaran Setan.
Perlahan masyarakat sudah mulai dapat beradaptasi dengan respon yang bahagia pada transparansi yang telah menjadi ruh perubahan di era reformasi, bertolak belakang dengan gaya orde baru. Di berbagai media, baik itu media cetak maupun elektronik, rakyat dengan leluasa secara bertanggung jawab ataupun tidak, dapat memberikan kritik dan saran bahkan caci maki yang sesungguhnya adalah bentuk dari kekesalan yang telah mencapai titik nadir. Orang-orang yang dulu apatis atau mungkin takut dengan tindakan brutal penguasa, para centeng dan aparat, kini mudah menyampaikan aspirasi bernada keras, sebagai kekuatan pendobrak lingkaran setan.
Masa orde baru walaupun dikatakan ada kebaikan pada masa itu, namun rakyat tidak akan lupa bermacam kasus korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan elit yang sampai detik ini tidak pernah jelas. Kasus paling heboh adalah perampok ulung 1,3 Triliun Edy Tansil dengan nama yang sebenarnya adalah Tan Tjoe Hong yang kabur atau sengaja dikaburkan awal Mei 1996.
Saat ini dan sepertinya masih akan terus berlarut-larut, lagi-lagi orang Indonesia keturunan etnis China menjadi tokoh utama dalam kasus-kasus tingkat tinggi yang disebut-sebut membawa-bawa nama RI 1. Entahlah, apakah ini sebuah ujian atau malapetaka bagi pemerintahan yang belum genap 100 hari ini.
Sebelum semua berakhir buruk, penyakit harus segera disembuhkan. Walaupun pujangga Ronggowarsito mengatakan, Kalau tidak ikut edan atau gila, maka tidak akan kebagian. Namun bukankah ini zaman modern, dan penyakit gila dapat juga disembuhkan.
Siapa gerangan yang dapat menyembuhkan orang-orang gila hormat, gila pangkat, jabatan, harta, bila yang mengetuk palu tanda gila pun sudah gila.(mdb)
Manohara dan Siti Hajar
Hingga saat ini seakan tiada habis-habisnya informasi tentang Manohara terus diberitakan membanjiri layar kaca dan lembaran-lembaran koran, majalah maupun tabloid, dalam suguhan terkini ataupun kilas balik sang model yang dipersunting putra raja Kelantan. Para pemburu berita Manohara seakan seperti meminum air laut, semakin diminum semakin haus. Jadilah terasa kabar wanita cantik dengan tubuh putih mulus semlohai ini lebih populer dibanding berita jatuhnya pesawat Indonesia yang sudah uzur atau kurang gizi, penganiayaan terhadap TKW, Prita dan Omni, persoalan Ambalat atau bahkan mungkin saja telah mengalahkan hingar bingarnya berita pesta demokrasi pemilihan Presiden RI.
Manohara bagaikan sebuah magnet berkekuatan besar, terbukti kisahnya telah mampu menyedot jutaan pasang mata hingga tawaran akting dengan bayaran jutaan bahkan miliaran rupiah special baginya sudah di ambang pintu. Sudah tidak dapat dapat dihitung lagi berapa banyak production house yang menawarkan kerja sama dan sudah saling sikut. MD Entertainment yang telah menelurkan banyak artis papan atas, termasuk dalam antrian melamar wanita yang terlihat bongsor ini, (terlihat lebih tua dari umurnya).
Bila ditengok ke belakang, siapa yang dapat menyangka di balik kemewahan dan kehidupan yang serba wah! Di istana Kelantan bersama putra raja yang wajahnya innocent namun katanya memiliki kelainan sex yang cukup parah, Manohara menyimpan pedih luka yang dalam di balik senyumnya menemani aktivitas tengku Fahri.
Belum habis prahara rumah tangga antara Mano dan Fahri, dengan sewenang-wenang hidung Siti Hajar dimartil Michelle majikan Siti di Malaysia. Belum puas membuat remuk hidung Siti, disiram lagi wajah dan tubuh pahlawan devisa ini dengan air panas, maka tamatlah wajah cantiknya.
Penganiayaan juga dialami Manohara dengan pelaku utama adalah Fahri suaminya. Tubuh Manohara menjadi ajang sayatan silet, yang entah penyakit atau kelainan jenis apa yang diidap putra raja Kelantan itu.
Antara Mano dan Siti ada dua nasib yang sama yakni sama-sama dianiaya di Malaysia sana, hanya saja frekuensi kerugian, kepedihan dan masa depan sudah pasti berbeda. Penulis berani menuliskan hal tersebut, sebab semua bisa melihat dan menilai betapa kerusakan fisik terutama pada wajah Siti Hajar sangat memprihatinkan. Penulis tidak dapat melukiskan bagaimana suasana perihnya hati kedua anak Siti Hajar beserta saudaranya yang lain di Garut yang sejuk. Terlepas dari semua itu, berbagai kasus yang menimpa anak bangsa di negeri jiran, sesungguhnya merupakan pertaruhan harga diri, termasuk di dalamnya persoalan batas teritorial. Dari persoalan ini pun kita dapat mengukur sejauh mana kekuatan peran diplomasi Indonesia dalam melindungi warga negara dan kedaulatan Republik Indonesia.
Belajar dari persoalan ini, ada baiknya para gadis dan orang tua jangan mudah terbuai oleh harapan kehidupan mewah, status ningrat dengan segala kemilau materi. Jauh sebelum kasus Manohara, tentu banyak kisah lainnya yang sempat tertulis atau hanya menjadi dongeng turun temurun yang dapat diambil sebagai bahan pertimbangan dalam memilih. Masih banyak jejaka-jejaka yang baik hati di negeri ini, masih banyak duda-duda keren bahkan sangat mapan juga dari segi materi.
Tujuan ke luar negeri bila berniat bekerja tentu mulia, hanya saja bila nasib buruk mendapatkan majikan berdarah dingin sudah pasti malapetaka akan menimpa, harapan dan mimpi akan sirna, boro-boro pulang senyum bawa ringgit, malah babak belur mata jadi sipit. Ingin cepat uang banyak dibawa, pulang malah berbadan dua.
Cita-cita ingin membahagiakan keluarga, pulangnya sudah dalam peti mati saja dan kedutaan cukup selesai dengan bunga belasungkawa.(mdb)
The Power of Money
http://www.lintas.me
Pesisir Provinsi Gorontalo
Ilabulo Enakk!
DOA dan KERJA
Memilih Menjadi Golongan Bertaubat
Ketahuilah sesungguhnya golongan orang yang bertaubat itu lebih utama. Mereka memahami kehidupannya, tak akan pernah luput dari perbuatan maksiat dan dosa. Karena itu, keinginannya untuk selalu menghadapkan dirinya dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dan memohon ampunan, jalan menuju taubat, yang akan dapat menghapus segala perbuatan maksiat dan dosanya.
Orang-orang yang memilih jalan bertaubat itu, menemukan alasan yang paling asasi, dan mereka akan sungguh-sungguh menempuh jalan taubat itu. Diantara alasan mereka adalah :
Pertama, ubudiyah orang yang bertaubat merupakan ‘ubudiyah yang sangat dicintai dan dimuliakan Allah. Karena Dia mencintai orang-orang yang bertaubat. Seandainya taubat bukan merupakan sesuatu yang paling dicintai Allah, niscaya tidak mungkin Dia menguji makhluk yang pailng mulia ini dengan dosa. Demi cinta-Nya terhadap taubat hamba-Nya, diuji-Nya lah seorang hamba dengan dosa, yang mengharuskannya melakukan sesuatu yang dicintai-Nya yaitu taubat.
Kedua, taubat mempunyai kedudukan disisi Allah yang tidak dimiliki oleh ketaatan-ketaatan lainnya. Allah Azza Wa Jalla sangat gembira dengan taubat hamba-Nya, sebagaimana digambarkan oleh Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam dengan kegembiraan seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang. Seraya membawa perbekalannya berupa makanan dan minuman di lembah yang membahayakan, dia berputus asa untuk dapat hidup lebih lanjut. Tetapi Allah Azza Wa Jalla bergembira dengan taubat hamba-Nya, melebihi orang yang menemukan kembali untanya. Kegembiraan semacam ini tidak didapati di dalam ketaatan manapun, selain taubat. Kegembiraan seperti ini memiliki pengaruh yagn besar kondisi dan hati orang yang bertaubat.
Ketiga, di dalam ‘ubudiyah taubat terhadap sikap merasa rendah, hina, tunduk dan selalu pasrah kepada Allah, dan merendahkan diri kepada-Nya. Hal ini lebih dicintai oleh-Nya daripada kebanyakan amalan lahir lainnya. Karena merasa rendah diri dan hina merupakan ruh ‘ubudiyah.
Keempat, sesungguhnya tingkatan perasaan hina dan rendah pada orang yang bertaubat lebih sempurna daripada selainnya. Karena ia dan orang yang tidak berdosa sama-sama merasakan kehinaan kefakiran, ‘ubudiyah, dan mahabbah (kecintaan), tetapi berbeda dari orang yang tidak berdosa dalam soal remuk redamnya hati, karena maksiat yang dilakukannya. Hati orang-orang yang bermaksiat, dan tidak bertaubat menjadi hancur, dan tidak dapat lagi menerima hidayah-Nya.
Sabda baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam :
“Bahwa Dia akan berfirman pada hari kiamat : “Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku makan”. Anak Adam bertanya, “Ya Tuhan, bagaimana aku memberi makan kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?” Allah menjawab, “Hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberi. Ketahuilah, bahwa seandainya engkau memberi makan, niscaya engkau dapati hal itu disisi-Ku. Wahai anak Adam, Aku meminta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum, padahal Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?” Allah menjawab, “Hamba-Ku si fulan meminta minum kepadamu, tetapi tidak engkau beri minum.Ketahuilah, seandainya engkau memberinya minum niscaya engkau dapati hal itu disisi-Ku. Waha anak Adam, Aku sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku”. Hamba bertanya, “Ya Tuhan, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkau Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta? Allah menjawab,”Ketahuilah bahwasanya hamba-Ku si fulan sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya. Ingatlah, seandainya engkau menjenguknya niscaya engkau dapat aku disisinya”.
Mengapa do’a tiga orang manusia pasti dikabulkan, yaitu, orang yang dianiaya, musafir, dan orang yang berpuasa. Karena hati mereka gundah gulana, merasa terasing dan resah. Demikian pula, puasa menghancurkan kebuasan jiwa kebinatangan dan menundukkannya. Maksudnya, lilin kekuasaan, keutamaan, dan anugerah itu turun di tempat lilin kegelisahan. Pelaku ahli maksiat yang telah bertaubat mendapatkan bagian yang banyak ketika sudah berubah hidupnya.
Kelima, dosa kadang-kadang bermanfaat, bila diiringi dengan taubat, daripada ketaatan yang banyak. Inilah makna perkataan Salaf, “Kadang-kadang seorang hamba melakukan dosa, teapi karena dosa itu dia masuk surga, dan kadang-kadang melakukan ketaatan, tetapi karena dia masuk neraka”. Lalu, orang-orang bertanya, “Bagaimana bisa begitu?” Ia menjawab, “Dia melakukan suatu dosa, kemudian dosanya selalu tampak di pelupuk matanya. Ketika berdiri, duduk, dan berjalan, ia selalu ingat dosanya. Sehingga hatinya remuk redam, bertaubat, beristighfar, dan menyesal. Semuanya itu menjadi penyebab kesalamatan dirinya. Sebaliknya orang yang senantiasa melakukan amal kebaikan, kemudian kebaikannya itu selalu nampak di pelupuk matanya, ketika berdiri, duduk, dan berjalan. Setiap kali ingat kebaikannya, ia merasa ujub, takabur, dan merasa telah berjasa, sehingga menjadi penyebab kebinasaan.
Dosa itu telah menjadikan dirinya selalu meningkatkan berbagai ketaatan, kebaikan dan kesadaran hatinya, seperti takut kepada Allah Azza Wa Jalla, malu kepada-Nya, datang kepada-Nya dengan menundukkan kepala dan hati yang resah gelisah, dengan menangis dan menyesal, dan mengakui semua kesalahan dan kelalaian dihadapan Rabbnya. Wallahu’alam. (eramuslim.com).
jang bonanti juma'ati wau bo nanti hari raya motabiya.....,,,,,
About Me
- Gorontalo Dalam Lensa
- Betapa indahnya Alam dan segala isinya yang penuh daya guna... foto adalah perwakilan dari sejarah, dari masa ke masa...